Paul Trinidad

Perth, Western Australia

Paul Trinidad, seorang seniman yang terus berproses dekat dengan akarnya, tumbuh di gurun Eastern Goldhelds di Australia Barat, tempat ia menghabiskan waktu bertahun-tahun menjelajahi alam liar untuk mencari logam mulia yang sulit ditemukan. Kekuatan alam di daerah tersebut nyata dan telah menjadi praktik kesadaran berkesenian yang berkelanjutan. Praktik kesadarannya dalam kurun waktu terbukti telah melahirkan beragam seri-seri, bahwa unsur alam liar seperti tanah, air, debu, batu, pohon hingga binatang liar telah mengambil bentuk-bentuk sebelum masuk pada kebudayan dan tatanan masyarakat.

Dalam karyanya, Trinidad telah memanfaatkan energi murni dan terisolasi dari tempat-tempat yang tidak hanya memberikan kenangan, tetapi juga jejak peristiwa dalam perjalanan hidupnya. Misalnya, ia menggunakan lumpur gurun dalam teks-teksnya dalam “dirt book”. Karya-karya Trinidad memperlihatkan adanya percakapan yang tak terkendali sebagai bentuk ekspresi tanpa batas. Karya-karyanya menyajikan berbagai representasi simbolis dari perasaan dan emosi pribadinya. Trinidad mengeksplorasi alam yang tak terbatas, tetapi dengan perhatian dan kontrol yang terampil.

Karya kreatif Trinidad sangat menarik, semisal ketika kontak bebasnya dengan alam liar Danau Ballard sangat ia nikmati dengan nyaman. Secara pengalaman ia hampir mensejajarkan dirinya dengan kehidupan anjing liar Australia dingo yang bebas dan menghasilkan karya serie Dingo. Bagai mesin waktu, karya-karya Trinidad bisa dinikmati dan sangat relevan dari satu peristiwa ke peristiwa lainya, bertautan dan saling terhubung.

Trinidad ingin mengajak kita bercakap-cakap dengan alam, seperti halnya bahwa bumi ini baginya adalah ibu, ketika kebudayaan nusantara menganggab bumi adalah pertiwi, termasuk dalam tradisi budaya Jawa dan Bali, bahwa bumi itu representasi Dewi Sri yang melahirkan anak-anak dalam kehidupan saat ini. Dan sebagai Ibu ia terus menanggung derita demi kehidupan dan kebahagiaan anak-anaknya.

Paul Trinidad likes to work close to his roots. He grew up in the Eastern Goldhelds desert in Western Australia, where he spent years exploring the wilderness in search of elusive precious metals. The power of nature in the area is real and has become a tangible component in his work. His practice of awareness over time has given birth to various series that feature elements of the wilderness such as soil, water, dust, rocks, trees and wild animals, all of which take form before entering culture and the social order.

In his work, Trinidad utilises pure, isolated energy from places that provide not only memories, but also traces of events in his own life’s journey. For example, he used desert mud in the texts in his ‘dirt’ book as a medium to convey the spirit of the desert. Trinidad sees his drawing as a series of unbridled conversations intended to achieve unfettered expression. His drawings present multiple symbolic representations of his personal feelings and emotions.

Of interest in Trinidad’s creative work is his free contact with the unspoilt nature of Ballard Lake, an area that affords him great comfort. He likens his own experience to that of the wild Australian dog, the dingo, and he has even produced a series of works called the Dingo series. Like a time machine, Trinidad’s works offer snapshots that can be enjoyed either separately or as a series of interrelated events, interconnected in interesting and novel ways.

Trinidad wants to invite us to talk to nature, as if planet Earth is for him a mother. Indeed, the culture of the archipelago regards Earth as the motherland, for example in the traditions of Javanese and Balinese culture, according to which Earth is a representation of the goddess Dewi Sri, who gives birth to children in the present life, and who as a mother then goes on to suffer for the sake of the life and happiness of her children.

  

Artwork

Artwork

Artwork

Artwork

CURATED BY

YUDHA BANTONO & JEAN COUTEAU