Gilang Propagila

Bali, Indonesia

Gilang Propagila, pada karya-karyanya terlihat bagaimana ia akan membawa persoalan dalam karyanya sebagai hal yang berhubungan langsung dengan masyarakat atau ragam komunitas. Apa yang dilakukan Gilang sangat menarik ketika dihubungkan dengan Bali, dimana komunitas masyarakat memegang peranan penting dalam  struktur sistem sosial. Gilang sangat mudah masuk ke dalam pusaran pergerakan komunitas sebagai bagian aksi kemanusiaan dan penyelamatan lingkungan.

Karya-karya Gilang membawa semangat baru sebagai sebuah perlawanan, dimana saat ia bertemu dengan estetika Punk, mendorong dirinya untuk menggunakan media seni rupa, yakni seni cukil dan sablon sebagai sebuah kepentingan dalam memproduksi material untuk aksi, termasuk saat demonstrasi. Hal ini dimaksudkan tidak lain agar kampanye penyadaran yang dilakukan bisa menjadi lebih kreatif, dan sensitif, serta mudah dicerna dan diterima oleh publik.

Pada karya-karya seni Gilang, bila dihubungkan dengan era di mana isu lingkungan menjadi topik utama wacana global, betapa penting metode komunikasi yang tepat dan inovatif. Apa yang dilakukan Gilang selama ini memang semata-mata untuk meningkatkan kesadaran dan menginspirasi tindakan. Selain poster-posternya, Gilang juga membuat seni instalasi yang merespond proyek pariwisata yang tidak terkontrol. Karya Gilang tentunya bukan hanya menarik perhatian, tetapi juga membangkitkan emosi, dan mendorong tanggung jawab kolektif terhadap keberadaan Bali dalam perkembangannya sebagai sebuah masalah serius.

Semangat kebersamaan yang dilakukan Gilang dalam komunitas Punk juga mendorong dirinya untuk sering menggelar lokakarya. Workshop seni cukil, cetak sablon, pembuatan zine dan sesi melukis poster adalah sebagian contoh gerakannya dalam mendekati akar rumput. Gilang juga membuat komunitas Zine dan seni cetak untuk gerakan sosial yang ia namai Dis-Print Kultur. Gerakan seni penyadaran Gilang semakin berkembang, dan telah banyak diikuti oleh anggota komunitas lainnya dalam menyuarakan berbagai kepentingan publik dan solidaritas perjuangan warga.

Gilang Propagila has featured various problems in his work, or at least those directly related either to society as a whole or to certain communities. This is of particular interest with reference to Bali, where community art resonates with the spirit of the Balinese Hindu religion and its offerings, making Gilang’s efforts appear more appropriate, through work that maintains a closeness to the Balinese spirit. Gilang easily enters the vortex of community movements relating to humanitarian action and environmental rescue, because his work is basically an ‘offering’ of resistance.

Gilang’s works carry a new spirit of resistance. His forays into the Punk aesthetic have encouraged him to use fine art media, namely carving and screen printing, as means to produce materials for action, including during demonstrations. This is intended for no other reason than to guarantee the effectiveness of awareness campaigns, making them more creative, but at the same time sensitive to, and easily digested and accepted by the public.

In Gilang’s works of art, when connected to this era within which environmental issues are the main topic of global discourse, selecting the right kind of communication method is essential. What Gilang has done so far is solely to raise awareness and inspire action. In addition to his posters, Gilang also makes installation art in response to unbridled and largely unsustainable tourism projects. Gilang’s works certainly not only attract attention, but also arouse emotion and encourage collective responsibility in the name of the continued existence of Bali in the face of unsustainable development.

The spirit of togetherness that Gilang fosters within the Punk community also encourages him to conduct frequent workshops. Engraving art workshops, screen printing, zine making and poster painting sessions, are just a few examples of his grassroots efforts. He has also created a Zine and print art community for a social movement named Dis-Print Kultur. Gilang’s awareness art movement is growing, and is now being followed by many other community members united in their vocalisation of various public interests and their expressions of solidarity for the people’s struggle.

Post Pandemic Tourism

200x200x250cm

Installation mixed media

2024

Bali Tourism Shold Not!

39x51cm

Screenprint on Non Acid Paper. 300gsm. 15 edition + 1 AP

2024

See Bali with Different Perspective

62x86cm

Acrylic and Goache Ink on Fabriano Paper. 300gsm

2024

CURATED BY

YUDHA BANTONO & JEAN COUTEAU